Kamis, Mei 02, 2013

Mengapa Hardiknas Jatuh Pada Tanggal 2 Mei?
2 Mei 2012, tanggal yang sudah tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia. Sudah 52 tahun ini, Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional yang sering dikenal dengan Hardiknas. Banyak acara dan kegiatan yang sering diadakan untuk memperingatinya. Terutama di sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Sudah jelas. Namanya saja Hari Pendidikan Nasional pastilah berhubungan dengan sekolah. Biasanya, sekolah-sekolah mengadakan Upacara Bendera. Selain itu, ada juga yang mengadakan lomba-lomba atau seminar. Sebelumnya, apa arti pendidikan sebenarnya? Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan1. Makna pendidikan ini sudah tercermin melalui jasa seseorang yang aktif dalam bidang pendidikan, bahkan bidang sosial dan politik. Pengabdiannya begitu besar untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Dialah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hadjar Dewantara.
Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Beliau   aktif   dalam   berbagai  organisasi.    Penulis   handal menjadi sebutannya  pada masa itu. Tulisannya   komunikatif, tajam,  dan   patriotik.  Banyak   pembaca    yang  mengagumi karyanya. Selain bagus,  tulisannya membangkitkan semangat antikolonial   masyarakat terhadap Belanda  yang pada waktu itu  masih   menjajah bangsa   Indonesia. Banyak reaksi kritis dari  golongan nasionalis  dan salah satunya adalah Ki Hadjar Dewantara. Ia  kemudian  menulis ‘Een Voor Allen Maar Ook Voor Een’, atau  ‘Satu Untuk Semua Tetapi Semua Untuk Satu Juga’2. Semangat bangsa Indonesiapun semakin membara. Sayangnya, bangsa Indonesia masih belum bisa membuat taktik untuk mengusir Belanda, karena kekuasaan mereka masih kuat pada waktu itu. Selain itu, ada tulisannya yang lain berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda)”, membawanya kepada Belanda untuk dibuang ke Bangka. Tetapi, ada dua pembelaan dari Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo yang membuatnya berganti hukuman, yaitu dibuang ke negeri Belanda.
Saat beliau kembali ke Indonesia, beliau mendirikan sekolah nasionalis dengan nama “Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa)” pada tanggal 3 Juli 1922. Sejak saat itu lahirlah konsep pendidikan. Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi menteri pendidikan dan menutup usianya pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta.
Salah satu kalimat yang beliau tulis berbunyi “Ing ngarso sung tuladha, ing madyo madyo mangun karyo, tut wuri handayani (Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakng memberi dorongan)”, menjadi dasar atau landasan pendidikan rakyat Indonesia hingga saat ini. Untuk mengenang perjuangannya bagi bangsa Indonesia, pemerintah menetapkan tanggal kelahirannya, yaitu tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional. Karena itulah Hardiknas diperingati pada tanggal 2 Mei.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar